PT Bank Central Asia Tbk (BCA) adalah salah satu bank terbesar di Indonesia berdasarkan aset dan kapitalisasi pasar. BCA didirikan pada tahun 1955 dengan nama Bank Central Asia NV dan kemudian berubah menjadi PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 1989. Saat ini, BCA memiliki jaringan yang luas dengan lebih dari 1.200 cabang di seluruh Indonesia.

BCA menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan, termasuk tabungan, deposito, kredit, kartu kredit, dan layanan perbankan elektronik seperti internet banking dan mobile banking. BCA juga terkenal dengan layanan ATM-nya yang tersebar luas di seluruh Indonesia, bahkan di daerah-daerah terpencil.

Sejarah Saham BCA di BEI

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 Mei 2000 dengan kode saham BBCA. Sebelumnya, BCA sudah terlebih dahulu tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI) pada tanggal 22 Agustus 1989.

Sejarah BCA di BEI dimulai ketika perusahaan melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada tahun 2000, dengan menerbitkan 7,5 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Pada saat itu, BCA berhasil memperoleh dana sekitar Rp 3,7 triliun dari penjualan saham tersebut.

Setelah IPO, harga saham BCA mengalami fluktuasi yang cukup besar tergantung pada kondisi pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Namun, secara keseluruhan, harga saham BCA cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan.

Pada tahun 2010, BCA melakukan stock split dengan rasio 1:5, yang berarti setiap pemegang saham akan mendapatkan lima saham baru untuk setiap saham yang dimilikinya sebelum stock split. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham BCA dan memperluas investor pemilik saham.

BCA kembali melakukan stocksplit pada Oktober 2021 dengan rasio 1:5. Artinya, jika ada orang yang membeli saham BCA pada saat IPO sebanyak 100 lembar, maka pada akhir 2021 jumlah saham BCA nya akan menjadi 2500 lembar.

Hingga saat ini, BCA masih menjadi salah satu saham unggulan di BEI dan tercatat sebagai salah satu saham blue chip. Pada 15 Februari 2023, harga saham BCA ditutup di level Rp 8700 per saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 1061 triliun.

Performa Keuangan BCA

BCA memiliki performa keuangan yang cukup solid dalam beberapa tahun terakhir. Berikut adalah beberapa indikator keuangan yang dapat memberikan gambaran mengenai performa keuangan BCA:

  1. Total Aset: Pada akhir September 2021, total aset BCA mencapai sekitar Rp 1.324 triliun, meningkat sekitar 6,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
  2. Laba Bersih: BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 16,5 triliun pada tahun 2020, naik sekitar 5,5% dibandingkan dengan tahun 2019.
  3. Kredit: BCA mencatatkan kredit bruto sebesar Rp 632,3 triliun pada akhir September 2021, naik sekitar 5,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
  4. Deposito: BCA mencatatkan dana pihak ketiga sebesar Rp 1.004,9 triliun pada akhir September 2021, naik sekitar 6,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
  5. Rasio Kredit Macet: Pada akhir September 2021, rasio kredit macet BCA sebesar 1,3%, turun dibandingkan dengan rasio kredit macet sebesar 1,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, BCA juga memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat, yaitu sebesar 23,7% pada akhir September 2021, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%.

Meskipun pandemi COVID-19 berdampak pada bisnis BCA, namun BCA tetap berhasil mempertahankan performa keuangan yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa BCA merupakan perusahaan yang mampu bertahan dan tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Anak Usaha Bank BCA

Berikut adalah beberapa anak usaha dan joint venture BCA:

  1. PT BCA Sekuritas: Merupakan anak usaha BCA yang bergerak di bidang perusahaan sekuritas. BCA Sekuritas menawarkan berbagai produk dan layanan, termasuk jasa underwriting, trading, dan investment banking.
  2. PT BCA Finance: Merupakan anak usaha BCA yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen. BCA Finance menawarkan berbagai produk dan layanan, termasuk kredit kendaraan bermotor, kredit multiguna, dan kartu kredit.
  3. PT BCA Life Assurance: Merupakan anak usaha BCA yang bergerak di bidang asuransi jiwa. BCA Life Assurance menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi jiwa tradisional, unit link, dan asuransi kesehatan.
  4. PT BCA Multi Finance: Merupakan anak usaha BCA yang bergerak di bidang pembiayaan multiguna. BCA Multi Finance menawarkan berbagai produk dan layanan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit mikro.
  5. PT Central Santosa Finance: Merupakan joint venture antara BCA dan Astra International yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor. Central Santosa Finance menawarkan berbagai produk pembiayaan kendaraan bermotor, seperti kredit mobil dan kredit sepeda motor.
  6. PT Central Capital Ventura: Merupakan joint venture antara BCA dan Central Capital Group yang bergerak di bidang modal ventura. Central Capital Ventura menawarkan berbagai produk dan layanan, termasuk investasi di sektor teknologi dan kreatif.
  7. PT Central Cipta Artha: Merupakan joint venture antara BCA dan Central Capital Group yang bergerak di bidang pengelolaan aset. Central Cipta Artha menawarkan berbagai produk dan layanan, termasuk reksa dana dan portofolio investasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *