Turtle Trading adalah sistem perdagangan yang dikembangkan oleh dua trader terkenal, Richard Dennis dan William Eckhardt, pada awal 1980-an. Sistem ini dikenal karena keberhasilannya dalam menghasilkan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang. Turtle Trading mengajarkan prinsip dasar dalam trading, yaitu mengikuti tren pasar.
Bagaimana cara kerja Turtle Trading ?
Metode Turtle Trading didasarkan pada pergerakan harga pasar dan menggunakan indikator yang sederhana. Trader akan menggunakan Moving Average (MA) sebagai sinyal masuk pasar, serta Average True Range (ATR) sebagai alat pengukur volatilitas pasar. Sistem ini juga menggunakan prinsip manajemen risiko yang ketat, dengan mengatur batas risiko dan keuntungan pada setiap posisi trading.
Sebagai contoh, Turtle Trading menggunakan MA periode 20 hari sebagai sinyal masuk pasar. Jika harga pasar menembus level MA dan harga penutupan melampaui level MA, maka trader akan membuka posisi beli. Sebaliknya, jika harga pasar turun di bawah level MA, dan harga penutupan melampaui level MA, trader akan membuka posisi jual. Setiap posisi trading akan dikelola dengan stop loss pada level tertentu, berdasarkan ATR.
Manajemen Resiko Turtle Trading
Metode Turtle Trading menekankan pada manajemen risiko dan psikologi trading yang baik. Trader harus disiplin dalam mengikuti aturan yang telah ditentukan dan menghindari emosi saat bertrading. Trader juga harus mampu mengendalikan risiko, dengan menentukan stop loss dan batas risiko pada setiap posisi trading.
Keberhasilan Turtle Trading terbukti dalam sejarahnya. Pada tahun 1983 hingga 1986, Richard Dennis dan William Eckhardt merekrut sekelompok trader untuk mengikuti prinsip Turtle Trading. Kelompok ini dikenal sebagai “Turtles”. Dalam waktu kurang dari empat tahun, Turtle berhasil menghasilkan keuntungan lebih dari $100 juta. Kesuksesan ini menunjukkan betapa pentingnya manajemen risiko dan pengendalian emosi dalam trading, serta keefektifan strategi mengikuti tren pasar.
Kelemahan Turtle Trading
Namun, seperti halnya dengan metode trading lainnya, Turtle Trading juga memiliki kelemahan. Sistem ini mungkin tidak efektif di pasar yang sedang konsolidasi atau dalam situasi pasar yang sangat volatile. Selain itu, sistem ini memerlukan pengawasan yang ketat dan manajemen risiko yang tepat agar dapat dijalankan dengan sukses.
Tokoh-tokoh Turtle Trading
Richard Dennis dan William Eckhardt adalah dua tokoh utama yang mengembangkan metode Turtle Trading pada awal 1980-an. Mereka merekrut sekelompok trader muda dan tidak berpengalaman untuk mengajarkan prinsip dasar Turtle Trading. Kelompok ini dikenal sebagai “Turtles”.
Beberapa Turtles yang berhasil dan terkenal antara lain Jerry Parker, Paul Rabar, dan David Druz. Jerry Parker, juga dikenal sebagai “The Prince of the Turtles”, berhasil menghasilkan keuntungan lebih dari $35 juta selama karir tradingnya. Paul Rabar juga dikenal sebagai trader Turtle yang sukses, ia berhasil menghasilkan keuntungan 30% per tahun selama 18 tahun berturut-turut. David Druz adalah seorang mantan anggota kelompok Turtle yang telah sukses dalam karir tradingnya dan mendirikan perusahaan hedge fund bernama Druz Trading.
Selain itu, ada beberapa trader yang menggunakan prinsip Turtle Trading dan berhasil dalam karir tradingnya. Salah satunya adalah Curtis Faith, seorang mantan anggota kelompok Turtle yang kemudian menulis buku “Way of the Turtle”, yang menjadi referensi utama bagi trader yang ingin belajar tentang Turtle Trading. Selain itu, David Harding, pendiri perusahaan hedge fund Winton Capital Management, juga terinspirasi oleh metode Turtle Trading dan mengembangkan strategi trading yang sukses dalam karirnya.
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, Turtle Trading adalah sistem perdagangan yang sukses dan teruji waktu. Strategi ini menekankan pada manajemen risiko, pengendalian emosi, dan mengikuti tren pasar. Namun, seperti halnya dengan strategi trading lainnya, Turtle Trading tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan trading. Trader harus selalu menggabungkan Turtle Trading dengan analisis fundamental dan teknikal lainnya untuk memperoleh hasil yang lebih baik.